embicarakan kebudayaan Jepang memang tidak akan ada habisnya. Salah satu kebudayaan Jepang yang menonjol adalah kepercayaannya. Kawan-kawan pasti sudah sering mendengar tentang keberagaman kepercayaan di Jepang. Entah itu yang berhubungan dengan kehidupan karir, asmara, atau unsur kehidupan lainnya. Kepercayaan di Jepang ini tak muncul begitu saja. Mereka tercipta atas dasar kepercayaan kepada dewa yang menyatu dengan alam.
Masyarakat Jepang percaya dewa-dewa akan menyatu dengan alam. Maka dari itu, masyarakat Jepang sangat menjaga kelestarian alam dan memperlakukan alam seperti sesuatu yang agung dan utama. Setiap musim pasti terdapat perayaan di Jepang. Masyarakat Jepang juga punya kebiasaan untuk menyinggung keadaan alam di awal surat.
Nah, artikel ini akan membahas salah satu kepercayaan Jepang yaitu, boneka Daruma. Pernahkah kalian mendengar tentang kepercayaan ini? Boneka Daruma berasal dari kisah Buddha, yang berasal dari kata Bodhidharma yaitu, biarawan Buddha, putra Raja Brahmin di India Selatan. Boneka Daruma diciptakan untuk mengenang Bodhidharma sebagai penyebar agama Buddha di Jepang pada abad ke-6.
Boneka Daruma biasa dipakai sebagai hadiah dalam perayaan Natal, Tahun Baru, atau Ulang Tahun. Boneka ini digunakan sebagai simbol keberuntungan dan semangat untuk masyarakat Jepang pada awal mencapai kesusksesan, serta sebagai simbol pengharapan dan kemenangan. Boneka Daruma sering dijumpai di rumah-rumah masyarakat, restoran, sekolah, dan perkantoran.
Pada awalnya, boneka Daruma dibuat dengan ciri khas warna merah. Namun, sekarang sudah berkembang dan dibuat dalam berbagai macam warna. Dalam perkembangannya, boneka Daruma dimulai dengan lima warna yang disebut ‘Goshiki’. ‘Goshiki’ memiliki unsur-unsur Buddha yang berarti kehidupan manusia. Lima warna dalam Daruma yaitu; hijau, kuning, merah, putih, dan hitam.
Boneka Daruma dibuat dengan bentuk tanpa kedua lengan dan kaki, serta tanpa kelopak mata. Menurut sejarah, ketika Bodhidharma melakukan meditasi untuk mencapai pencerahan, ia duduk selama sembilan tahun sehingga kedua lengan dan kakinya mati rasa dan tidak bisa berfungsi lagi. Selain itu, dia juga sering jatuh tertidur yang dia rasa sangat mengganggu dan akhirnya ia memotong kelopak matanya. Pencabutan dirinya dari dunia luar dengan semangat tinggi yang menjadi dasar terciptanya boneka Daruma sehingga dipakai sebagai simbol kemenangan.
Boneka Daruma biasanya dijual dengan mata polos tanpa bola mata. Hal ini dimaksudkan agar pembeli mengecat sendiri bola mata sebagai simbol ketika ingin mencapai tujuan dalam hidupnya. Jika memiliki sebuah pengharapan, satu mata boneka Daruma akan dilukis, dan ketika harapan telah tercapai maka kedua mata boneka Daruma akan dilukis lengkap.
Ukuran boneka Daruma berbeda-beda. Ada boneka Daruma dengan ukuran yang sangat kecil sampai yang lebih besar dari manusia. Tetapi, ukuran standar boneka Daruma adalah sedikit lebih besar dari bola basket. Hingga saat ini, boneka Daruma dijadikan sebagai simbol kedisiplinan, ketetapan hati, kesabaran, dan penahanan nafsu.